Jumat, 28 Februari 2014

Tekstur tanah



Tekstur tanah
Untuk menentukan rentang ukuran partikel tanah yang biasanya dinyatakan dalam prosentase dari berat kering total dilakukan analisis secara mekanis (mechanical analysis). Ada dua metode yang umum digunakan untuk memberikan informasi ukuran partikel tanah, yaitu : (1) analisis saringan (sieving analysis), dan (2) analisis pengendapan (sedimentation atau hydrometer analysis). Analisis saringan biasanya digunakan untuk tanah berbutir kasar, sedangkan prosedur pengendapan digunakan untuk analisis tanah berbutir halus.
Analisis Saringan
Penyaringan merupakan metode yang biasanya secara langsung untuk menentukan ukuran partikel dengan didasarkan pada batas-batas bawah ukuran lubang saringan yang digunakan. Batas terbawah dalam saringan adalah ukuran terkecil untuk partikel pasir.

Bahan alami terutama terdiri dari mineral halus. Penyusunnya sebagian besar terdiri dari mineral tanah liat, suatu subtipe mineral phyllosilicate, yang membuat elastis dan mengeras bila dipanaskan atau kering
(Anonymous , 2010)
3.6    Hubungan Tekstur Dengan Sifat Fisik Tanah Lainnya
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil. Tekstur tanah sering berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang air, aerase dan kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah. Walaupun faktor-faktor lainnya dapat mengubah hubungan tersebut.
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar / kasar dari pasir.
(Darmawijaya, 1990)
Lempung(http://kuliahnyok.wordpress.com/2011/05/28/tekstur-tanah/)
Tanah Vertisol, Ultisol, dan Rendzina termasuk tanah lempung debuan dengan klasifikasi lempung debuan,  maka pada kondisi lempung strukturnya berupa gumpal dan konsistensinya teguh. Hampir deluruhnya terdiri dari bahan-bahan sangat halus, sifat licin dari debu sampai tingkat tertentu dapat menutupi sifat lekat lempung. (axingeniusboyz on May 28, 2011

Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi kimia tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit untuk menahan air maupun unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur lempung mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah yang bertekstur kasar. Tanah-tanah yang bertekstur halus mempunyai kemampun menyimpan air dan hara makanan bagi tanaman.( http://www.silvikultur.com/Tekstur_dan_Struktur_Tanah.html)
                 
          2.1 Definisi Konsistensi Tanah()http://widerfuture.wordpress.com/2011/01/14/konsistensi-tanah/
a. Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.
(Hardjowigeno, 1992).
b. Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.
(Anonymous, 2010)
c. Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk tanah.
(Anonymous, 2010)
a. Konsistensi Basah
a.1 Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:
(1) Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.
(2) Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.
(3) Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.
(4) Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.

a.2 Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori berikut:
(1) Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.
(2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm.

(3) Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
(4) Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.
b.  Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).
(2) Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.
(3) Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(5) Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.
(6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.

c. Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).
(2) Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.
(3) Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan gumpalan tanah.

(4) Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(5) Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk hancur.
(6) Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul).
2.3 Metode Pengukuran Konsistensi
Metode pengukuran konsistensi tanah ada 2 yaitu :
a.     Secara Kualitatif
Metode pengukuran konsistensi tanah secara kualitatif yaitu penentuan ketahanan massa tanah terhadap remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air tanah.
b.     Secara Kuantitatif
Metode pengukuran konsistensi tanah secara kuantitatif sering diistilahkan dengan angka Atterberg.





Tanah Marginal



Tanah Marginal
1.Apa arti tanah marginal ?
   Jawab:
Di Indonesia lahan marginal dijumpai baik pada lahan basah maupun lahan kering. Lahan basah berupa lahan gambut, lahan sulfat masam dan rawa pasang surut seluas 24 juta ha, sementara lahan kering kering berupa tanah Ultisol 47,5 juta ha dan Oxisol 18 juta ha (Suprapto, 2003). Indonesia memiliki panjang garis pantai mencapai 106.000 km dengan potensi luas lahan 1.060.000 ha, secara umum termasuk lahan marginal. Berjuta-juta hektar lahan marginal tersebut tersebar di beberapa pulau, prospeknya baik untuk pengembangan pertanian namun sekarang ini belum dikelola dengan baik. Lahan-lahan tersebut kondisi kesuburannya rendah, sehingga diperlukan inovasi teknologi untuk memperbaiki produktivitasnya.
Tanah marginal atau “suboptimal” merupakan tanah yang potensial untuk pertanian, baik untuk tanaman pangan, tanaman perkebunan maupun tanaman hutan. Secara alami, kesuburan
tanah marginal tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan oleh reaksi tanah yang masam, cadangan hara rendah, basa-basa dapat tukar dan kejenuhan basa rendah, sedangkan kejenuhan aluminium tinggi sampai sangat tinggi. Namun, Krantz (1958) mengemukakan bahwa penilaian produktivitas suatu lahan bukan hanya berdasarkan kesuburan alami (natural fertility), tetapi juga respons tanah dan tanaman terhadap aplikasi teknologi pengelolaan lahan yang diterapkan. Melalui perbaikan teknologi pengelolaanlahan, produktivitas suatu lahan dapat ditingkatkan secara signifikan dibandingkan dengan kondisi kesuburan tanahnya yang secara alami rendah. Namun, dalam beberapa decade terakhir, penilaian kesuburan tanah justru didasarkan pada kesuburan alami (natural fertility). Dalam kegiatan survei dan pemetaan tanah pada awal tahun 1960-an yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian Tanah, yang sekarang berubah nama menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), penilaian kelas kemampuan wilayah hanya didasarkan pada kualitas atau karakteristik tanah secara alami (virgin soil). Namun, sejak tahun 1970-an, penilaian kelas kesesuaian lahan dilakukan dari dua arah, yaitu berdasarkan kondisi teknologi yang diterapkan saat ini (actual suitability) dan kondisi teknologi dengan perbaikan disesuaikan dengan kualitas dan karakteristik lahannya (potential suitability).
Tanah marginal lahan kering di Kalimantan terbentuk dari batuan sedimen masam, yang dicirikan oleh cadangan hara yang tergolong sangat rendah. Batuan sedimen masam adalah batuan permukaan (eksogen) yang menempati volume 5% kerak bumi (daratan dan lautan). Batuan ini menjadi penting karena menutup hingga 75% permukaan bumi (Faucult dan Raqult 1984). Sifat batuan sedimen masam bervariasi karena pembentukannya bergantung pada sifat alami bahan pembentuknya, proses atau model pengendapan, dan kondisi lingkungan daerah pengendapan.
Berdasarkan Atlas Sumberdaya Tanah Eksplorasi Indonesia, penyebaran tanah dari batuan sedimen masam di Indonesia mencapai 40,10% atau 75,48 juta ha (Puslittanak 2000). Di Kalimantan, diperkirakan penyebaran tanah ini mencapai luas 30,15 juta ha atau 57,22% dari luas pulau, dengan jenis tanah utama terdiri atas Ultisols, sedikit Inceptisols, dan Oxisols (Subagyo et al. 2000). Tanah ini sebagian besar digunakan untuk tanaman perkebunan, antara lain karet, kelapa sawit, lada, kopi, dan hutan tanaman industri. Berdasarkan data BPS (2004), luas lahan perkebunan di Kalimantan mencapai 4,83 juta ha, sehingga perluasan areal pertanian pada tanah ini masih mungkin dilakukan.Tulisan ini membahas tanah marginal lahan kering dari batuan sedimen masam di Kalimantan, yang meliputi penyebaran, karakteristik tanah, dan potensinya untuk pertanian. Wilayah Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia dan Brunei Darussalam, sebagian besar merupakan lahan marginal yang perlu segera dimanfaatkan dalam rangka pengembangan wilayah perbatasan.

2.Usaha apa yang di lakukan untuk memperbaiki tanah marginal tersebut ?
  Jawab :
Bertani di lahan gambut harus dilakukan secara hati-hati karena menghadapi banyak kendala antara lain kematangan dan ketebalan gambut yang bervariasi, penurunan permukaan gambut, rendahnya daya tumpu, rendahnya kesuburan tanah, dan pH yang sangat masam. Selama ini, untuk mengatasi kendala kesuburan lahan gambut pada umumnya dilakukan pemberian abu bakaran gambut, kapur dan pemberian pupuk kimia. Penggunaan abu bakaran gambut sebagai amelioran sangat tidak dianjurkan karena jika dilakukan terus menerus gambut akan menipis sehingga fungsi gambut sebagai pengatur air/hidrologi, sarana konservasi keanekaragaman hayati serta sebagai penyerap dan penyimpan karbon yang mampu meredam perubahan iklim global akan berkurang.

proses refluks



Proses Refluks
3. Alat untuk reflux
Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu di atas suhu kamar atau pada titik didih pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah seperangkat alat refluks. Beberapa alat refluks ditampilkan pada gambar di samping. Ada beberapa tipe alat refluks.
Alat refluks paling sederhana [1] dilengkapi dengan labu alas bulat (a) dan pendingin Liebig (b), [2] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b) dan corong pisah (c), [3] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b), corong pisah (c), dan pengaduk atau termometer (d).

Refluks, salah satu metode dalam ilmu kimia untuk men-sintesis suatu senyawa, baik organik maupun anorganik. Umumnya digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa yang mudah menguapa atau volatile. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif. Kondensor yang digunakan adalah pendingin bola, bukan pendingin Liebig, tujuannya untuk menghalangi uap pelarut tetap ada. bayangkan apabila menggunakan Liebig, bisa-bisa senyawa yang akan disintesis tidak ada hasilnya, karena kesemuanya sudah menguap.
Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah semua reaktan atau bahannya dimasukkan dalam labu bundar leher tiga. Kemudian dimasukkan batang magnet stirer setelah kondensor pendingin air terpasang, campuran diaduk dan direfluks selama waktu tertentu sesuai dengan reaksinya. Pengaturan suhu dilakukan pada penangas air, minyak atau pasir sesuai dengan kebutuhan reaksi. Gas N2 ¬dimasukkan pada salah satu leher dari labu bundar.


· Prinsip Refluks http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.html
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.


Metode Sintesis Refluks http://ndarucs.blogspot.com/2010/05/metode-sintesis-refluks.html
Salah satu metode sintesis senyawa anorganik adalah refluks, metode ini digunakan apabila dalam sintesis tersebut menggunakan pelarut yang volatil. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif.

Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah semua reaktan atau bahannya dimasukkan dalam labu bundar leher tiga. Kemudian dimasukkan batang magnet stirer setelah kondensor pendingin air terpasang, campuran diaduk dan direfluks selama waktu tertentu sesuai dengan reaksinya. Pengaturan suhu dilakukan pada penangas air, minyak atau pasir sesuai dengan kebutuhan reaksi. Gas N2 ¬dimasukkan pada salah satu leher dari labu bundar.
Ekstraksi Cara Panas
Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin. Metodanya adalah:
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut, selama waktu tertentu dan sejumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik (kondensor).
Umumnya dilakukan tiga sampai lima kali pengulangan proses pada residu pertama, sehingga termasuk proses ekstraksi sempurna, ini bahasa buku lagi. Prosedurnya: masukkan sampel dalam wadah, pasangkan kondensor, panaskan. Pelarut akan mengekstraksi dengan panas, terus akan menguap sebagai senyawa murni dan kemudian terdinginkan dalam kondensor, turun lagi ke wadah, mengekstraksi lagi dan begitu terus. Proses umumnya dilakukan selama satu jam.
http://zilazulaiha.blogspot.com/2011/10/refluks.html
Refluks adalah teknik yang melibatkan kondensasi uap dan kembali kondensat ini ke sistem dari mana ia berasal. Hal ini digunakan dalam industri dan laboratorium distilasi. Hal ini juga digunakan dalam kimia untuk memasok energi untuk reaksi-reaksi selama jangka waktu yang panjang.

Campuran reaksi cair ditempatkan dalam sebuah wadah terbuka hanya di bagian atas. Kapal ini terhubung ke kondensor Liebig, seperti bahwa setiap uap yang dilepaskan kembali ke didinginkan cair, dan jatuh kembali ke dalam bejana reaksi. Kapal kemudian dipanaskan keras untuk kursus reaksi.

Keuntungan dari teknik ini adalah bahwa hal itu dapat dibiarkan untuk jangka waktu yang panjang tanpa perlu menambahkan lebih pelarut atau takut bejana reaksi mendidih kering karena setiap uap immedeatly kental dalam kondensor. Selain itu sebagai pelarut yang diberikan akan selalu mendidih pada suhu tertentu, Anda dapat yakin bahwa reaksi akan berlangsung pada suhu yang sama; dengan pilihan hati-hati pelarut, Anda bahkan dapat mengontrol apa suhu yang.

Diagram juga mencakup opsional gelas air antara reaktan dan panas. Ini sering digunakan sebagai tindakan pencegahan keselamatan ketika menggunakan reaktan yang mudah terbakar dan pembakar Bunsen untuk menjaga nyala api jauh dari reaktan.

Refluks di destilasi industri


Refluks sangat banyak digunakan dalam industri yang menggunakan kolom distilasi skala besar dan fractionators seperti kilang minyak, petrokimia dan pabrik kimia, dan pabrik pengolahan gas alam.

Dalam konteks itu, refluks mengacu pada bagian dari produk cair overhead dari kolom distilasi atau fractionator yang dikembalikan ke bagian atas kolom seperti yang ditunjukkan dalam diagram skematik dari suatu kolom distilasi khas industri. Di dalam kolom, refluks cairan downflowing memberikan pendinginan dan kondensasi dari uap upflowing sehingga meningkatkan efisiensi dari kolom distilasi.

Refluks lebih diberikan untuk sejumlah tertentu pelat teoritis, semakin baik pemisahan kolom bahan mendidih lebih rendah dari bahan didih lebih tinggi. Sebaliknya, untuk pemisahan yang diinginkan diberikan, refluks lebih disediakan, pelat teoritis lebih sedikit diperlukan.


Refluks untuk menerapkan energi untuk reaksi kimia

Campuran reaksi cair ditempatkan dalam sebuah wadah terbuka hanya di bagian atas. Kapal ini terhubung ke kondensor Liebig atau Vigreux, seperti bahwa setiap uap yang dilepaskan kembali ke didinginkan cair, dan jatuh kembali ke dalam bejana reaksi. Kapal kemudian dipanaskan keras untuk kursus reaksi. Tujuannya adalah untuk mempercepat reaksi termal dengan melakukan hal itu pada suhu tinggi (yaitu titik didih pelarut itu).

Keuntungan dari teknik ini adalah bahwa hal itu dapat dibiarkan untuk jangka waktu yang panjang tanpa perlu menambahkan lebih pelarut atau takut bejana reaksi mendidih kering karena setiap uap segera terkondensasi di kondensor. Selain itu, sebagai pelarut yang diberikan akan selalu mendidih pada suhu tertentu, seseorang dapat yakin bahwa reaksi akan berlangsung pada suhu konstan. Dengan pilihan hati-hati pelarut, seseorang dapat mengontrol suhu dalam kisaran yang sangat sempit. Tindakan didih konstan juga berfungsi untuk terus mencampur solusi, meskipun mekanisme batang pengadukan magnetik sering digunakan untuk mencapai solusi yang seragam. Teknik ini berguna untuk melakukan reaksi kimia dalam kondisi yang terkendali yang memerlukan banyak waktu untuk penyelesaian.

Diagram menunjukkan alat refluks khas untuk menerapkan energi untuk reaksi kimia. Ini mencakup opsional gelas air antara reaktan dan panas. Ini sering digunakan sebagai tindakan pencegahan keselamatan ketika menggunakan reaktan yang mudah terbakar dan pembakar Bunsen untuk menjaga nyala api jauh dari reaktan. Dalam laboratorium modern, api terbuka dihindari karena pelarut mudah terbakar banyak sering di gunakan, dan pemanas listrik, (yaitu, dengan pelat panas atau mantel) lebih disukai. Selain itu, mendidih tinggi, minyak silikon termal stabil biasanya digunakan untuk merendam bejana reaksi, bukan air yang menguap terlalu mudah untuk menjadi berguna untuk reaksi panjang. Menggunakan minyak mandi, suhu hingga beberapa ratus derajat dengan mudah dapat dicapai, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang paling umum digunakan. Jika temperatur yang lebih tinggi diperlukan, mandi minyak bisa diganti dengan mandi pasir.


reflux distilasi di laboratorium

Aparat ditunjukkan dalam diagram merepresentasikan distilasi batch lawan distilasi kontinyu. Campuran pakan cair yang akan disuling ditempatkan ke dalam labu bulat-bottomed bersama dengan anti-menabrak beberapa butiran, dan kolom fraksionasi ini dipasang ke atas. Sebagai campuran dipanaskan dan mendidih, uap bangkit kolom. Mengembun uap pada platform kaca (dikenal sebagai piring atau nampan) di dalam kolom dan berjalan kembali ke dalam cairan di bawah ini, sehingga refluks uap upflowing distilat. Baki terpanas adalah di bagian bawah kolom dan baki paling keren adalah di bagian atas. Pada kondisi steady state, uap dan cair pada setiap baki berada dalam kesetimbangan. Hanya yang paling volatile uap tetap dalam bentuk gas semua jalan ke atas. Uap di bagian atas kolom kemudian diteruskan ke kondensor, di mana mendingin sampai mengembun menjadi cairan. Pemisahan dapat ditingkatkan dengan penambahan lebih nampan (untuk suatu pembatasan praktis dari panas, aliran, dll). Proses berlanjut sampai semua komponen yang paling stabil dalam pakan cair mendidih keluar dari campuran. Hal ini dapat diakui oleh kenaikan suhu ditampilkan pada termometer. Untuk distilasi kontinyu, campuran umpan masuk di tengah-tengah kolom.


Refluks dalam minuman distilasi

Dengan mengontrol temperatur kondenser, refluks masih dapat digunakan untuk memastikan bahwa komponen yang lebih tinggi titik didih dikembalikan ke labu sementara unsur-unsur ringan yang dilewatkan ke kondensor sekunder. Hal ini berguna dalam memproduksi minuman beralkohol berkualitas tinggi, sambil memastikan bahwa komponen kurang diinginkan (seperti Fusel alkohol) dikembalikan ke labu primer. Untuk kualitas tinggi semangat netral (seperti vodka), atau roh distilasi posting rasa, proses distilasi ganda atau penyaringan arang dapat diterapkan untuk memperoleh produk kurang dalam setiap saran dari materi sumber aslinya untuk fermentasi.
Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.


Polimer



A.  Pengertian dan Penggolongan Polimer

Polimer atau makromolekul adalah senyawa yang mempunyai massa molekul yang besar, yang terjadi dari penggabungan molekul-molekul yang sederhana (monomer). Proses penggabungannya disebut proses polimerisasi.
Polimer dapat digolongkan berdasarkan asal, jenis monomer pembentuk atau berdasarkan sifat-sifat tertentu.
a.   Berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer digolongkan menjadi 2, yaitu:
1)   Polimer alam
Sesuai namanya, polimer jenis ini telah tersedia di alam, sebagai contoh:
a.   Protein merupakan polimer yang terjadi dari penggabungan asam-asam amino. Sumber protein antara lain, wol dan sutra.
b.   Amilum merupakan penggabungan dari glukosa. Sumber amilum antara lain beras dan gandul.
c.   Selulosa merupakan pengabungan dari glukosa. Sumber selulosa antara lain kayu.
d.   Karet alam merupakan pengabungan dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena).
     
2)   Polimer buatan/sintetis
Polimer buatan adalah polimer yang dibuat dengan suatu kondisi tekanan, temperatur dan katalisator tertentu dan dibuat di pabrik.  Polimer sintetis yang penting yaitu karet sintetis (misal Neoprene dan Buna-S),  plastik (misalnya polietilen, polipropilen, PVC, teflon) dan serat sintetis (misalnya poliakrilonitril dan dacron).

b.   Berdasarkan Jenis dan Susunan Monomer

Berdasarkan jenis dan susunan monomer, polimer digolongkan ke dalam:
1.   Homopolimer
      Homopolimer terbentuk dari monomer-monomer yang sejenis. Contoh:  polietilen, polipropilen, polistirena, PVC, teflon, amilum, Selulosa dan poliisoprena.

2.   Kopolimer                         
Kopolimer terbentuk dari monomer yang tidak sejenis. Dari susunan monomer yang bergabung, kopolimer dibagi lagi menjadi:
a.   Kopolimer acak, monomer tersusun tidak beraturan.
b.   Kopolimer blok, monomer tersusun teratur dengan jumlah tertentu.
c.   Kopolimer bergantian, monomer tersusun bergantian secara teratur. 
d.   Kopolimer bercabang, susunan monomer lain merupakan cabang.
Contoh kopolimer adalah nilon-66 dan dacron.

c.   Berdasarkan Sifat Termal
Berdasarkan sifat termalnya, polimer dibedakan atas:
1)   Polimer termoplastik. Polimer jenis ini akan lunak jika dipanaskan dan keras jika  didinginkan serta bentuknya dapat diubah tanpa merubah struktur polimer.  
      Contoh: Polietilen, PVC dan polipropilen

2)   Polimer Termoset. Polimer termoset adalah polimer yang akan keras jika dipanaskan dan tidak akan kembali ke bentuk semula.
      Contoh: Melamin, Bakelit (plastik untuk peralatan listrik)       


B.  Reaksi Polimerisasi

a.  Polimerisasi adisi
      Polimerisasi adisi terjadi pada senyawa yang mengandung ikatan tak jenuh (ikatan rangkap). Proses adisi merupakan proses pembukaan ikatan rangkap dimana molekul-molekul bergabung tanpa menghasilkan molekul-molekul zat sampingan. Contoh polimer adisi adalah polietilen dan polipropilen.
     
Reaksi pada pembentukan polietilen: 

b.   Polimerisasi kondensasi
      Polimerisasi kondensasi adalah proses dimana pada pengabungan molekul-molekul monomer dihasilkan hasil samping yang molekulnya sederhana (biasanya air).
      Contoh: Reaksi pada pembentukan nylon 66 dan dacron.


C.  Beberapa Jenis Polimer dan Kegunaannya

a.   Karet Alam
      Karet alam merupakan polimer yang terbentuk dari isoprena.                  
                                                                 
 

                  isoprena (2-metil, 1,3 butadiena)          Karet alam          
Karet alam diperoleh dari getah pohon karet (Hevea brasiliensis). Getah atau lateks merupakan elmusi dari air dan karet (30%). Dengan penambahan asam asetat sebagai elektrolit, maka karet akan menggumpal dan diperoleh sheet (set).

b.  Vulkanisasi
Vulkanisasi adalah proses pengerasan karet alam dengan menggunakan ikatan disulfida antar rantai.

c.   Karet sintetis
1.   Neoprene
      Neoprene merupakan polimer dari 2-khloro-1,3-butadiena.
-[CH2 - C = CH - CH2]-n
 
n [CH2 = C - CH = CH2]
 
     

CH3
 
 Cl
 
                                          


              2- kloro-1,3- butadiena                    Neoprene  
      Neoprene mempunyai daya tahan terhadap minyak dan bensin sehingga sering digunakan sebagai bahan selang oli atau bensin.
2.   Buna-S
           
      Dibuat dari butadiena dan stirena








 
              
           
        1,3-butadiena                stirena     
3.   SBR
SBR (Styren Butadiene Rubber)  adalah kopolimer dari stirena (25%) dan butadiena (75%). SBR digunakan terutama untuk ban kendaraan.

d.  Plastik
1.   Polietilen atau polietena.  Polietilen adalah plastik yang tidak tahan panas dan banyak digunakan sebagai kantong plastik. Polietilea tidak berbau, tidak berwarna dan tidak beracun. Monomer dari polietena adalah etena yang dihasilkan dari proses perengkahan minyak atau gas bumi. Polietena terdiri atas HDPE (high-density polyetilena) dan LDPE (Low-density polyetilena). HDPE terdiri atas molekul rantai lurus hingga tersusun lebih rapat, sementara LDPE mempunyai beberapa rantai bercabang.
     
                                                                  Polietena
2.   Polivinil klorida (PVC). PVC merupakan polimer yang kuat dan kaku, biasanya digunakan untuk pipa  paralon.
                                      
                                                             
                                                                   PVC
3.   Teflon atau politetra fluoroetilena (PTFE). Teflon merupakan polimer yang sangat tahan panas  dan tahan gores, biasa digunakan dalam alat-alat masak.
           
                                                                   Teflon
4.   Polipropilen atau polipropena. Polipropilen merupakan polimer yang relatif tahan panas, biasa digunakan untuk kantong plastik.
     
                                       
                                                                       
                                                     polipropilen
5.   Polivinil asetat  (PVA)
                                                         


PVA
 
 



e.   Serat sintetis
1.   Poliakrilonitril


 
 
                                                                                                           

2.   Polietilen terephtalat (Dacron)
      Merupakan hasil kopolimeriasasi antara glikol dengan asam terephtalat.





             glikkol                          asam terephtalat                                               Dacron

3.   Nylon

      Nylon dihasilkan dari kopolimer heksa metilena diamin dengan asam adipat. Nylon disebut juga poliamida. Tata nama nylon dikaitkan dengan jumlah atom karbon dalam monomernya. Nylon-66 adalah nylon yang terbentuk dari kondensasi asam tereftalat dengan heksametilendiamina. Nylon merupakan polimer yang kuat dan ringan dan dapat diterik tanpa retak.
                                                                                     
                                                                            
       
                                                                                               
Nylon


 




01.  Sebutkan masing-masing tiga contoh dari polimer alam dan polimer buatan.
02.  Sebutkan kriteria monomer sehingga dapat mengalami
a.                     polimerisasi adisi
b.                    polimerisasi kondensasi
03.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan kopolimer dan homopolimer.
04.  SBR merupakan kopolimer dari stirena (C6H5CH=CH2) dengan 2,3, butadiena. Gambarkan polimer dari SBR.
05.  Sebutkan beberapa contoh plastik adisi dan plastik kondensasi
06.  Jelaskan peranan vulkanisasi pada pembuatan ban kendaraan bermotor
07.  Jelaskan perbedaan antara plastik termoset dan termoplastik
08.  Jelaskan keistimewaan dan penggunaan dari:
a.     SBR                 d. teflon
b.    Polietilen           e. Nilon
c.     Polivinilklorida

09.  Kevlar merupakan serat sintetis yang digunakan untuk rompi anti peluru adalah kopolimer kondensasi dari asam tereftalat dengan fenilendiamina, NH2-C6H4- NH2. tuliskan struktur kevlar tersebut.
10.  Protein merupakan salah satu contoh polimer alam dari asam amino. Tuliskan reaksi polimerisasinya sampai tahap dipeptida dan tunjukkan ikatan peptidanya.



 





Karbohidrat adalah senyawa-senyawa yang  memiliki  rumus molekul Cn(H2O)m . Harga m dan n boleh sama dan boleh  berbeda,  akan  tetapi jumlah atom H selalu dua kali jumlah atom O,  seperti  pada  molekul air.  Itulah  sebabnya  senyawa-senyawa  semacam  ini  diberi   nama karbohidrat. Karbohidrat terdiri atas karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), misalnya glukosa (C6H12O6), sukrosa/gula tebu (C12H22O11) dan selulosa (C6H10O5)n.
Karbohidrat merupakan sumber energi  dalam  tubuh  makhluk hidup. Tumbuhan-tumbuhan, dengan bantuan khlorofil yang mampu menangkap  energi  sinar matahari, membuat karbohidrat melalui proses fotosintesis:
                                                     energi matahari
                            nCO2  + mH2O   ¾¾¾¾¾¾® Cn(H2O)m  + n O2
Senyawa-senyawa karbohidrat dikelompokkan menjadi monosakarida, disakarida dan polisakarida.

A. Monosakarida
     
      Monosakarida   merupakan karbohidrat yang paling sederhana, yaitu karbohidrat yang tidak dapat diuraikan  menjadi karbohidrat yang lain.         
Monosakarida yang terpenting  adalah  glukosa, galaktosa dan fruktosa.  Ketiga  senyawa  ini merupakan isomer,  sebab  sama-sama mempunyai rumus molekul C6H12O6.                   
                                                                                                                                
      Glukosa dan galaktosa termasuk kelompok aldosa, sebab mempunyai gugus aldehida (COH). fruktosa  termasuk  kelompok  ketosa,  sebab mempunyai gugus keton (-C=O).
      Beberapa jenis glukosa antara lain:


















 



                                                                                                           









2-deoksiribosa
 

Glukosa
 

 
     
      Struktur ikatan monoskharida terdapat dalam dua bentuk, yaitu struktur alifatis (terbuka) dinamakan rumus proyeksi (Rumus Fisher) dan struktur melingkar (siklis) atau dinamakan struktur Haworth. Struktur siklis dapat terjadi karena atom karbon karbonil dapat membentuk ikatan dengan salah satu gugus OH  bagian ujung (C-4 atau C-5). Struktur Haworth dari glukosa disajikan pada gambar di bawah ini.


 
                                                                                   




     
      Setiap monosakarida mempunyai dua bentuk konfigurasi yang ditandai dengan D (dari kata Dextro/ kanan) dan L (dari kata Levo/kiri). Penetapan bentuk D dan L didasarkan pada arah gugus-OH pada atom C asimetris nomor terbesar.

      Sifat-sifat monosakarida antara lain:
1)   monosakarida mudah larut dalam air karena terjadi ikatan hidrogen dengan air.
2)   larutan gula bersifat oftis aktif dan dapat mengalami mutarotasi (perubahan sudut putaran).
3)   semua monoskharida, baik aldosa maupun ketosa merupakan reduktor sehingga disebut gula pereduksi. Larutan monosakarida bereaksi positif dengan pereaksi Tollens, Fehling maupun Benedict.
4)   Gugus karbonil dari monosakarida dapat direduksi menghasillkan alkohol polivalen yang disebut alditol. Sebagai contoh, D-glukosa direduksi menjadi D-glukitol yang lebih dikenal dengan nama sorbitol (pemanis buatan).

B.  Disakarida
      Disakarida terbentuk dari dua molekul monosakarida. Ikatan yang menghubungkan unit-unit monosakarida disebut ikatan glikosida. Pembentukan ikatan glikosida melibatkan dua gugus –OH dengan melepaskan satu molekul air.

      C6H12O6         +        C6H12O6          ¾®     C12H22O11   + H2O
            monosakarida     monosakarida             disakarida        
Senyawa-senyawa disakarida terpenting adalah:
  1. Sukrosa
Dalam bahasa sehari-hari, sukrosa dikenal sebagai  gula pasir atau gula tebu. Sukrosa terbentuk dari 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa. Karena ikatan antara glukosa dan fruktosa melibatkan ikatan gugus hemiasetal glukosa dan hemiketal fruktosa, maka sukrosa tidak mempunyai gugus pereduksi, shingga tidak mereduksi pereaksi Fehling, Benedict maupun Tollens. Struktur sukrosa  adalah sebagai berikut:


 







Sukrosa adalah pemutar kanan (putaran jenis = + 66,53o). Jika sukrosa dihidrolisis, akan terjadi pembalikan arah. Campuran 50% glukosa dan 50% fruktosa dinamakan gula invert yang biasa digunakan untuk membuat kembang gula, sirup dan buah kaleng.

  1. Maltosa
Maltosa berasal dari dua buah glukosa dengan ikatan a-(1-4). Struktur maltosa adalah sebagai berikut:


 







  1. Laktosa
Laktosa atau gula susu terbentuk dari 1 molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa terdapat dalam air susu binatang menyusui.

C. Polisakarida
      Polisakarida merupakan polimer dari monosakarida. Berat molekul polisakarida bervariasi dari sekitar 5000 sampai lebih dari 500.000 tergantung pada jumlah unit monoksakharida yang dikandungnya.
      Polisakarida yang terpenting adalah selulosa. Amilum/pati, dan glikogen. Ketiga-tiganya merupakan polimer dari glukosa.
      Pada amilum dan glikogen,  glukosa-glukosa terikat melalui  ikatan alfa (a). Ikatan alfa  relatif lemah, sehingga amilum dan glikogen  mudah  terhidrolisa menjadi glukosa-glukosa. Amilum dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer rantai lurus sedangkan amilopektin merupakan rantai bercabang. Sementara itu, glikogen merupakan polisakarida hasil perubahan dari glukosa melalui bantuan hormon insulin. Glikogen merupakan molekul raksasa yang tersusun dari 1.700 sampai 600.000 molekul glukosa.
      Pada selulosa, glukosa-glukosa terikat melalui ikatan beta (b). Ikatan beta sangat kuat, sehingga selulosa  sukar sekali diuraikan  menjadi glukosa-glukosa. Selulosa dalam tanaman digunakan untuk membangun dinding sel dan serat tanaman. Panjang rantai glukosa berkisar dari 2000 hingga 26.000 unit glukosa.

D.  Sifat dan Pengenalan Karbohidrat

Beberapa sifat karbohidrat yang penting diketahui adalah:
a.    Derajat kemanisan dan kelarutan
      Monosakarida dan disakarida rasanya manis dan larut dalam air. Akan tetapi Monoksakharida lebih manis dari disakarida. Poliksakharida rasanya tawar dan tidak larut dalam air.
      Derajat kemanisan monosakarida adalah:  Fruktosa > glukosa > galaktosa.
      Derajat kemanisan disakarida adalah: Sukrosa > maltosa > laktosa

b.  Hidrolisis (penguraian)
      Reaksi hidrolisis amilum menjadi glukosa  dapat  dituliskan  sebagai berikut :                                  
                  (C6H12O5)n + 1/2 n H2O         ¾® 1/2 nC12H22O11
                     amilum                                            maltosa
                 1/2 n C12H22O11   + 1/2 n H2O  ¾® n C6H12O6
                        maltosa                                     glukosa

c.  Sifat optis-aktif
      Karbohidrat bersifat optis-aktif, sebab mengandung atom C asimetrik. Ada kalanya dalam proses hidrolisis terjadi perubahan arah pemutaran (inversi) bidang cahaya  yang terpolarisasi,  misalnya sukrosa memutar ke kanan, tetapi hasil hidrolisisnya (campuran glukosa dan fruktosa) memutar ke kiri. Itulah sebabnya campuran glukosa dan fruktosa disebut  gula inversi. 

d.  Uji kimia terhadap karbohidrat
      Glukosa, galaktosa, maltosa dan laktosa mengandung gugusan  aldehida, sehingga akan menimbulkan endapan merah  jika  direaksikan  terhadap larutan Fehling. Fruktosa  yang tidak mempunyai gugus aldehida akan  bereaksi  dengan  larutan Fehling menimbulkan endapan merah. Hal ini disebabkan adanya gugus hidroksil yang banyak. Sukrosa dan polisakarida tidak  menimbulkan  endapan  merah  dengan larutan Fehling, sebab gugus aldehidanya  sudah  hilang.  Uji kimia yang umum untuk amilum adalah reaksinya dengan  larutan  I  (iodium) akan menimbulkan warna biru.
Fungsi utama karbohidrat adalah sumber energi utama bagi organisme hidup. Reaksi pengenalan karbohidrat antara lain:
1.   Pereaksi Iodin. Karbohidrat berupa amilosa akan membentuk warna biru jika ditetesi oleh iod, karena terbentuk kompleks amilosa dengan iodium.
2.   Pereaksi Fehling.  Glukosa dan senyawa karbohidrat lain akan membentuk endapan merah bata jika direaksikan dengan larutan Fehling.
3.   Pereaksi Bennedict.  Larutan karbohidrat akan menghasilkan endapan hijau, kuning atau merah muda jika ditetesi pereaksi Bennedict.
4.  Uji Molisch. Apabila larutan atau suspensi karbohidrat diberi beberapa tetes larutan alfanaftol, kemudian asam sulfat pekat secukupnya sehingga terbentuk dua lapisan cairan, maka pada batas kedua lapisan cairan akan terbentuk warna merah-ungu.

 



01.      Jelaskan yang dimaksud dengan mutarotasi!
02.      Jelaskan sumber dan kegunaan utama dari glukosa, sukrosa, laktosa dan galaktosa
03.      Sebutkan dan tuliskan reaksi hidrolisis dari:
a.          sukrosa
b.         maltosa
c.          laktosa
04.      Jelaskan mengapa fruktosa (suatu ketosa) dapat mereduksi larutan Fehling!
05.      jelaskan mengapa monosakarida dan disakarida mudah larut dalam air.
06.      Jelaskan mengapa pada pembuatan kembang gula, sukrosa mesti dihidrolisis!
07.      Jelaskan yang dimaksud dengan inversi gula tebu!
08.      Jelaskan mengapa amilum dan glikogen dapat dicerna oleh enzim sementara selulosa tidak!
09.      Suatu senyawa mempunyai rumus C12H22O11, bereaksi positif dengan uji Fehling dan pada hidrolisa menghasilkan dua jenis monosakarida. Tentukan senyawa tersebut.
10.      Jelaskan uji laboratorium untuk menentukan keberadaan amilum.
 




Protein adalah senyawa terpenting penyusun sel hidup. Ditinjau dari komposisi senyawa kimianya, protein merupakan polimer dari sekitar 20 jenis asam a-amino. Unsur utama penyusun protein adalah C, H, O dan N, selain beberapa protein mengandung belerang (S), fosfor (P).

A.  Asam Amino 
Asam amino yang merupakan monomer dari protein adalah senyawa-senyawa yang  mengandung  gugus  karboksil dan gugus amina. Jenis asam amino dibedakan dari letak gugus amina (NH2) yang terikat pada atom C. Jika gugus -NH2  terikat pada atom C setelah gugus  karboksilat (-COOH), maka termasuk jenis asam a-amino.

Rumus :          R - CH - COOH
                                       
                            NH2       

Jika  gugus  -NH2  terikat  pada  atom  C   kedua   setelah   gugus karboksilat, maka termasuk jenis asam b-amino.
Rumus :       R - CH - CH2 - COOH
                           
                         NH2       
Jika gugus - NH2  terikat pada atom C ketiga  setelah  gugus  karboksilat, maka termasuk jenis asam g amino.
Rumus:       R - CH - CH2 - CH2 - COOH
                           
                        NH2       

Di alam pada umumnya hanya terdapat asam alfa-amino. Untuk  pembicaraan selanjutnya, kita hanya membahas asam alfa - amino.

Gugus R beraneka ragam jenisnya, tidak  hanya  terbatas  pada  gugus alkil.

1.   Sifat-sifat asam amino 
      Sifat-sifat asam amino antara lain:
a)   Asam  amino  bersifat amfoter. Gugus karboksil menyebabkan  sifat asam dan gugus amina menyebabkan sifat basa.
b)   Hampir semua asam amino   bersifat  optis-aktif,  kecuali  glisin (yang tidak mempunyai atom C asimetrik). Glisin disebut juga asam amino yang paling sederhana, sebab gugus R merupakan gugus H.
c)   Asam amino dapat membentuk ion zwitter, yaitu ion yang  bermuatan ganda (positif dan negatif).
                  R - CH - COOH Û R-CH-COO  -
                                                             
                       NH2                          NH3+
d)  Asam amino mempunyai titik isolistrik (TIL) yang berbeda. TIL adalah pH dimana asam amino tidak bermuatan (sebagai zwiter ion). Di bawah TIL asam amino bermuatan positif (bersifat asam) dan di atas TIL bermuatan negatif (bersifat basa).

2.   Penggolongan Asam Amino

      Dilihat dari kebutuhan asam amino oleh tubuh, maka asam amino  ada yang dapat disintesa oleh tubuh (dinamakan asam amino non esensial) dan ada yang tidak dapat disintesa oleh tubuh (asam amino esensial). Kebutuhan akan asam amino essensial biasanya disuplai dari makanan yang kita makan.
      Yang tergolong asam amino esensial adalah: valin, leusin, isoleusin, lisin, histidin, metionin, fenil alanin, triftofan dan treonin, sedang yang termasuk asam amino non esensial antara lain: glisin, alanin, serin, asam aspartat, asam glutamat, ornifin dll.
      Sebagian protein nabati tidak mengandung satu atau lebih asam amino esensial, sementara protein hewani mengandung seluruh protein yang dibutuhkan dalam jumlah yang memadai. Tubuh manusia memerlukan 0,8 gram protein per kg berat tubuh. Kekurangan protein dapat menyebabkan keterbelakangan fisik maupun mental.
      Berdasarkan jenis R-nya, asam amino diklasifikasikan ke dalam asam amino dengan gugus R non polar, gugus R yang dapat mengion dan gugus R polar tapi tidak mengion.


 








        
           

Asam amino dengan R non polar


 






\












Asam amino dengan R yang dapat mengion



 











Asam amino dengan gugus R polar tapi tidak dapat mengion

B.  Ikatan Peptida
Protein adalah zat-zat yang dihasilkan dari  reaksi  polimerisasi kondensasi asam-asam amino. Ikatan yang mengaitkan dua molekul asam amino disebut ikatan Peptida.


















C.   Pengolongan Protein

Protein dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimia, bentuk atau fungsi biologisnya.
1.   Berdasarkan Komposisi kimia
Dilihat dari struktur molekulnya atau komposisi kimianya, protein dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu protein sederhana dan protein gabungan/konjugasi.  
Protein sederhana hanya terdiri atas asam amino dan tidak ada gugus kimia lainnya. Contoh protein sederhana adalah enzim ribonuklease.
Protein gabungan/konjugasi adalah protein yang berikatan dengan senyawa bukan protein. Gugus bukan protein disebut gugus prostetik dan dapat berupa lipida, karbohidrat  atau asam nukleat.

      2.   Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, protein dapat dibedakan atas protein Fiber dan protein globular.  Protein fiber adalah protein berupa serat yang stabil dan tidak larut dalam air. Contoh protein fiber adalah kalogen dan a-keratin pada rambut dan wool. Protein globular adalah protein berbentuk bulat ellips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat. Contoh protein globular adalah albumin, globulin, histon dan protamin.

  1. Berdasarkan Fungsi Biologis
Berdasarkan fungsi biologisnya, protein dapat dibedakan atas 7 golongan, yaitu:
a)     Enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator.
b)    Protein transpor, yaitu protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau ion spesifik. Sebagai contoh, hemoglobin dalam sel darah merah mengikat oksigen dari paru-paru dan membawanya ke jaringan periferi.
c)     Protein nutrien dan penyimpan, yaitu protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Contohnya adalah protein yang terdapat dalam biji-bijian seperti gandum, beras dan jagung.
d)    Protein Kontraktil, yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan organisme untuk mengubah bentuk, atau bergerak. Sebagai contoh aktin dan miasin yang berperan dalam sistem kontraksi otot rangka.
e)     Protein struktur, yaitu protein yang berperan sebagai penyangga untuk memberikan kekuatan struktur secara biologis. Contohnya, kolagen yang merupakan komponen utama dalam urat dan tulang rawan, keratin dalam kuku dan rambut.
f)     Protein pertahanan, yaitu protein yang melindungi organisme terhadap serangan organisme lain. Sebagai contoh, imunoglobin dalam vertebrata dapat mengenali dan menetralkan bakteri, virus atau protein asing.
g)    Protein pengatur, yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler dan fisiologis. Contohnya adalah hormon insulin, hormon pertumbuhan dan hormon seks.


D.  Reaksi Pengenalan Protein

Reaksi pengenalan protein antara lain:
a)     Uji Ninhidrin
Uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein dan asam amino. Ninhidrin dapat mengubah asam amino menjadi aldehida. Adanya protein atau asam amino akan menyebabkan sampel berwarna ungu ketika ditetesi larutan ninhidrin yang dipanaskan.

b)    Uji Biuret
Uji Biuret adalah uji umum untuk ikatan peptida tetapi tidak dapat menunjukkan asam amino bebas. Sampel yang ditetesi dengan larutan NaOH dan tembaga(II) sulfat encer akan berubah menjadi berwarna ungu jika sampel mengandung protein.

c)     Uji Xantoproteat
Uji Xantoproteat adalah uji terhadap protein yang mengandung gugus fenil (cincin benzena). Apabila protein yang mengandung  cincin benzena dipanaskan dengan asam nitrat pekat, maka terbentuk larutan yang berwarna kuning kemudian berubah menjadi jingga bila dalam suasana basa.

d)    Uji Belerang
Protein yang mengandung belerang dapat diuji dengan larutan NaOH pekat yang diberi beberapa tetes larutan timbal asetat yang akan menimbulkan endapan hitam PbS.

e)     Reaksi Millon.  Protein dengan pereaksi Millon (pereaksi yang mengandung raksa dalam  asam nitrat) akan menghasillkan endapan putih yang akan berubah merah jika dipanaskan. Pereaksi ini terutama positif dengan protein yang mempunyai gugus fenolik.

f)     Reaksi Hopkins-Cole.Protein jika dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole (pereaksi yang dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium) akan membentuk lapisan cincin ungu.

 




01.  Gambarkan struktur asam amino secara umum!
02.  Berikan masing-masing satu contoh asam amino yang gugus R-nya hidrofob, hidrofil, bersifat asam dan bersifat basa, serta tentukan gugus yang menyebabkan munculnya sifat tersebut.
03.  Jelaskan sifat-sifat asam amino!
04.  Gambarkan struktur Zwitter ion dari glisin dan alanin!
05.  Titik isolistrik dari glisin dan lisin berturut-turut 6,0 dan 9,7. Gambarkan struktur dominan dari masing-masing senyawa tersebut pada pH 3 dan pH 11
06.  Jelaskan perbedaan struktur glisin, alanin, valin dan treonin!

07. Jelaskan penggolongan protein!
08. Jelaskan fungsi umum protein bagi tubuh!
09. Jelaskan uji protein untuk menentukan:
      a. ikatan peptida                 c. belerang
      b. cincin benzena   
10. Suatu asam amino mengandung 40,4% karbon, 7,9% hidrogen, 15,7% nitrogen dan sisanya oksigen.
a. tentukan rumus empirisnya!
b. gambarlah struktur asam amino paling sederhana yang memenuhi rumus empiris tersebut
(Ar. H =1, C=12, N=14, O=16)





Petunjuk A: dipergunakan untuk menjawab soal 
                   nomor 01 sampai soal nomor 28.
01.  Senyawa berikut yang merupakan polimer alam adalah :
      A. nilon, karet, isoprena                              
      B. PVC, nylon, selulosu      
      C. polistirena, isopren, PVA
      D. karet, PVC, PVA
      E. selulosa, pati, protein
02.  Senyawa berikut yang bukan monomer untuk pembuatan plastik adalah ... .
      A. Isoprena                         D. propilena
      B. Vinil klorida                     E. stirena
      C. tetra fluoro etilena
03.  Polivinil klorida adalah plastik hasil polimerisasi dari ... .
      A. ClHC = CHCl                   D. H2C = CCl2   
      B. ClHC = CCl2                                        E. H2 C = CHCl     
      C. HC º CCl
04.  Karet alam dapat dianggap sebagai polimer dari:
      A. etilena                            D. stirena         
B. butadiena                       E. isobutilena
      C. isoprena
05.  Monomer dari teflon adalah .....
      A. CF2= CF2                        D. CH º CCl     
      B. CH2 = CH2                       E. CH  = CHCl
      C. COOH-CH2 -COOH
06.  Contoh plastik termoset adalah:
     A. bakelit                            D. polietilen     
B. PVC                               E. polipropilen
C. neoprene                       
07.  Polimerisasi kondensasi terjadi pada pembentukan polimer:
      A. nylon - 68                       D. acrylic              B. teflon                               E. Polypropylene
      C. polytirene
08.  Polimer homopollimer  mempunyai struktur monomer:
A. [-M-N-M-N]                      D. [-M-M-M]     
      B. [-M-M-N-N-M-M-]             E. [-M-N-N-N-M-M-]
C. [-M-M-M-M-M-M-]                        
                                            O
                                                 
09.  Pada struktur: H2NCH2-C---NH-CH2-COOH
                                
      Tanda panah menunjukkan:
      A. ikatan kovalen                            
      B. ikatan hidrogen                          
      C. ikatan koordinasi
      D. ikatan peptida
      E. ikatan Van Der Waals
10.  Dari keempat hal yang mengenai asam amino:
      1. pembentuk protein
                                        O     
                                       
      2. mempunyai gugus - C - O-H  dan - NH2
      3. bersifat amfoter.
      4. dapat membentuk ikatan peptida
      Pernyataan yang benar adalah ... .
      A. 2 dan 4               D. 2, 3, 4
      B. 1 dan 3               E. 1, 2, 3, 4
      C. 1 ,3 , 3               
11.  Pernyataan yang salah tentang protein .....
A.Terbentuk dari asam amino dengan polimerisasi kondensasi
B.   Dengan larutan NaOH dan CuSO4  memberi warna ungu.
C.   Bila dihidrolisis akan menghasilkan asam-asam amino
D. Asam-asam  amino  yang menyusun  protein alam adalah asam alfa amino,asam beta amino dan asam gamma amino.
E. Terjadi ikatan peptida antara tiap dua monomer.
12.  Ion yang bermuatan ganda pada asam amino disebut......
      A. Ion komplek               D. Ion kation
      B. Ion zwitter                  E. Ion amfiprotik.
      C. Ion amfoter
13.  Asam amino yang tidak bersifat optis aktip adalah ....
      A. Glisin                         D. Alanin
      B. Asam glutamat           E. Tirosin  
      C. Histidin              
14.  Yang merupakan asam amino Esensial di bawah ini adalah ... .
      A. Glisin                        D. Valin
      B. Alanin                       E. Asam glutamat
      C. Tirosin               
15.  Asam amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh manusia dan harus ada dalam makanan disebut:
      A.asam amino sederhana    
      B. asam amino esensial      
      C. asam amino non esensial
      D. asam amino alam
      E. asam amino sintetis
16.  Hasil hidrolisis dari protein menghasilkan ...
      A. asam karboksilat             D.asam amino
      B. asam nukleat                  E. asam sitrat
      C. asam lemak
17.  Senyawa yang mempunyai gugus karboksilat dan gugus amino adalah:
      A. karbohidrat                     D. lipid
      B. asam nukleat                  E. selulosa
      C. alanin
18.  Hasil hidrolisis laktosa adalah ......
      A. Glukosa +Glukosa         
      B. Glukosa + Fruktosa                    
      C. Glukosa +Galaktosa
      D. Maltosa  + Fruktosa
      E. Fruktosa + Galaktosa
19.  Senyawa biomolekul yang berfungsi  sebagai  sumber  energi  terbesar adalah ... .
      A. Protein                           D. Asam nukleat
      B. Lipida                             E. Asam amino
C. Karbohidrat
20.  Karbohidrat yang termasuk polisakarida:
      A. Fruktosa                         D. Laktosa       
      B. Pentosa                          E. Amilum
      C. Sukrora
21.  Hidrolisis dari sukrosa menghasilkan ... .
      A. Glukosa
      B. Galaktosa                                  
      C. Galaktosa dan fruktosa
      D. Glukosa dan fruktosa
      E. Galaktosa dan glukosa
22.  Lemak dan karbohidrat adalah zat penting yang harus  ada  dalam makanan kita, sebab zat-zat itu .....
      A. Merupakan sumber energi
      B. Membentuk jaringan atau protoplasma
      C. Mengandung mineral-mineral penting.
      D. Mengandung vitamin-vitamin utama.
      E. merupakan zat pembangun
23.  Bahan-bahan  yang  mempunyai kandungan  karbohidrat tinggi tetapi tidak dapat digunakan oleh manusia sebagai sumber  energi adalah ....
      A. Beras                             D. Maltosa
      B. Glikogen                         E. Eceng gondok
      C. Kapuk
24.  Glukosa  dapat  mereduksi larutan Fehling, sebab glukosa mengandung .....
      A. Atom  C asimetrik           D. Gugus - CO-
      B. Gugus - OH                    E. Gugus - COH
      C. Gugus - CH2OH
25.  Pernyataan mengenai glukosa yang tidak benar adalah ....
      A. memberikan endapan merah jika ditetesi
           larutan Fehling.
      B. berisomer dengan fruktosa.
      C. berasa manis dan larut dalam air.
      D. mengandung enam atom C asimetrik.
      E. dihasilkan dari hidrolisa amilium.
26.  Suatu bahan dihidrolisis dalam asam sulfat pekat. Larutan  hasil hidrolisis kemudian ditambah pereaksi  Fehling  dan dipanaskan, jika pada  penambahan tersebut  dihasilkan endapan merah  bata,  maka dapat disimpulkan bahwa bahan tersebut mengandung ... .
      A. Glikol                                         D. Gliserol
      B. Glukosa                          E. Asam susu
      C. Protein              
27.  karbohidrat yang tidak mereduksi pereaksi Fehling atau pereaksi Benedict di bawah ini adalah ... .
      A. Glukosa                          D. Amilum
      B. Fruktosa                         E. Selulosa
C. Maltosa             
28.  Lemak dan karbohidrat adalah zat penting yang  harus  ada  dalam makanan kita, sebab zat-zat itu ... .
      A. Merupakan sumber energi
      B. Membentuk jaringan atau proto plasma
      C. Mengandung mineral-mineral penting
      D. Mengandung vitamin-vitamin utama.
      E. Mengandung karbon, hidrogen dan
           oksigen.

Petunjuk B: dipergunakan dalam menjwab soal  
                   nomor 29.

29.  Plastik merupakan bahan serba guna yang tak dapat dibusukkan oleh mikoorganisme.
SEBAB
      Plastik merupakan makromolekul yang dibentuk dengan cara polimerisasi adisi atau polimerisasi kondensasi.

Petunjuk C: dipergunakan dalam menjwab soal  
                   nomor 30.

30. Yang tidak termasuk senyawa polimer ialah:
1. selulosa                          3. nilon
2. protein                            4. aniline